Kamis, 27 Oktober 2011

Hindari Konflik Monoton Rumah Tangga Anda

Kadang kala kehidupan berumah tangga Anda dan pasangan tak lepas dari berbagai konflik yang timbul akibat perbedaan pendapat. Hal yang dipeributkan pastinya bukan hal yang baru bagi Anda.

Perdebatan tentang pembagian pekerjaan rumah tangga, keuangan, bahkan masalah anak pun dapat menjadi konflik pembahasan Anda. Namun, apakah Anda nyaman dengan perdebatan pada satu masalah yang sudah pernah dibahas sebelumnya. Ladies, Move on! jangan biarkan masalah yang sama membuat hubungan Anda dan suami menjadi tidak harmonis. Pertengkaran itu wajar, namun dengan cara yang bijak, pertengkaran dapat diatasi dengan akhir yang bahagia. Terapkan cara berikut ini,agar perdebatan Anda tak berujung ketidaknyamanan dalam membina hubungan rumah tangga.

1. Pekerjaan rumah

Masalah seperti ini pastinya sudah sering Anda keluhkan pada suami yang lebih sibuk di luar. Merasa bahwa pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab bersama, membuat Anda menuntutnya lebih tinggi untuk turut mengambil peran.

Solusinya, jangan berharap pasangan Anda akan berubah dengan nada perintah yang Anda lontarkan kepadanya. Menurut Susan Dutton Freund, direktur eksekutif ThinkMarriage.org, perdebatan sering terjadi karena diawali dengan pemakaian kata yang salah. Ditambahkan oleh Susan, bicara dengan lembut, dan memberikan sedikit guyonan akan lebih mencairkan suasana. Katakan apa yang Anda inginkan padanya terhadap pekerjaan rumah tangga. Atau mungkin Anda dapat mulai membagi pekerjaan apa saja yang harus dilakukannya. Jangan terlalu berat, untuk saat ini berikan pekerjaan yang ringan untuknya. Mulailah bertahap, sehingga pasangan Anda tidak merasa 'diperbudak'.

2. Kesibukan pasangan Anda

Sebagai pasangan hidupnya, Anda tentu menuntut penuh hak Anda sebagai orang yang harus dinomersatukan. Kegiatan bermain golf dan bowling bersama teman-temannya memang membuatnya terlalu asyik hingga jarang di rumah. Dan Anda pun mulai menaruh rasa curiga terhadapnya. Apakah dia sudah melupakan Anda, atau bahkan tak peduli lagi terhadap kehidupan rumah tangganya, bahkan Anda mulai khawatir dengan adanya pihak ketiga. Jangan terburu-buru berpikir negatif tentang dia!

Solusinya, sajikan minuman dan air hangat dalam bak mandi untuk ucapan selamat datang padanya. Layani dia seolah hari ini adalah hari jadi kalian berdua. Lalu, mulailah mengutarakan perasaan Anda yang sesungguhnya. Katakan, bahwa Anda merasa cemburu dengan teman-temannya yang menghabiskan waktu lebih banyak bersamanya. Ungkapkan pula, bahwa Anda merasa tak secantik dulu, sehingga membuatnya terkesan berpaling dari Anda. Kata-kata yang Anda lontarkan dengan lembut, tidak serta merta membuatnya berubah drastis. Namun, sedikitnya, dia akan memikirkan dan merenungkan keluhan Anda. Bahkan dia merasa, bahwa rasa cemburu Anda terhadapnya terlihat sangat polos dan natural. See the differents!

3. Keuangan

Masalah yang satu ini sering mengakibatkan konflik besar yang terjadi di antara Anda. Perbedaan pandangan mengenai kebutuhan, dan cara pengaturan keuangan menjadikan timbulnya sekat pembatas bagi Anda dan pasangan. Merasa bahwa salah satu di antara kalian menjadi impulsif dalam membelanjakannya. Bahkan, di antara Anda dan pasangan mulai timbul rasa tidak jujur akibat hal ini. Jangan biarkan hal ini terus berlanjut.

Solusinya, bicarakan masalah gaji yang Anda atau dia dapatkan setiap bulannya. Mulailah untuk menyisihkan uang yang akan ditabung dan dibelanjakan. Anda dan pasangan harus mulai membiasakan diri untuk membeli barang yang memang diperlukan keberadaanya. Jangan lupa untuk menghitung semua pengeluaran, agar tidak timbul rasa curiga satu sama lain. Sesekali, Anda dapat berkompromi untuk membeli perhiasan atau pakaian yang Anda inginkan. Namun, jangan terlalu sering membeli barang yang tidak bermanfaat. Hal ini akan membuat Anda dan dia lebih jujur dan terbuka dalam memanajemen keuangan.

4. Anak-anak

Peranan anak bagi orangtua menjadi prioritas yang utama dalam kehidupan berumah tangga. Namun, dengan pemikiran yang berbeda, Anda dan suami tentunya pernah berdebat mengenai cara yang terbaik untuk mendidik anak. Suatu contoh, ketika suami Anda mengijinkan anak Anda yang masih sekolah dasar membawa telepon genggam ke sekolah, dan Anda rasa hal itu tidak terlalu penting baginya. Hal ini dapat memicu timbulnya konflik di antara Anda dan suami.

Solusinya, perlu Anda renungi, bahwa entah Anda ataupun suami pastinya menginginkan yang terbaik bagi kehidupan anak. Jangan berlaku seolah-olah Andalah yang paling benar di sini. Anak membutuhkan peranan kedua orangtuanya dalam membimbing ke jalan yang benar. Biasakanlah Anda dan pasangan untuk berbincang dan berpikir ke depan bagi pertumbuhan anak. Ketika suami Anda memberikan saran kepada Anda, jangan khawatir untuk mencobanya dahulu. Dia pun berhak dalam mendidik buah hati Anda.

5. Hubungan Seksual

Kasus ini seringkali menjadi hal yang sangat menjengkelkan bagi pasangan suami istri. Tingkat keinginan yang berbeda dapat menjadikan hal ini sebagai konflik yang sering terjadi. Ketika Anda sangat ingin melakukan, sementara pasangan sedang merasa lelah, perasaan tak nyaman timbul dari keduanya. Anda merasa diabaikan, dan si dia merasa tertekan dengan keinginan Anda.

Solusinya, pikirkanlah kembali segalanya lebih dalam. Seks bukanlah kenikmatan berhubungan badan semata. Untuk merasakannya, keduanya harus memiliki perasaan dan mood yang serupa. Buatlah sebuah perjanjian, tidak ada lagi rasa jengkel akibat penolakan, dan tidak ada lagi sebuah pemaksaan di dalamnya. Jika memang Anda sedang ingin bermanja-manja dengan suami, carilah cara lain untuk mendekatkan diri Anda padanya. Seks bukanlah pilihan satu-satunya dalam sebuah hubungan.

6. Keluarga

Ada hal menarik yang timbul dari perbedaan latar belakang keluarga Anda. Tradisi-tradisi yang dilakukan oleh keluarganya maupun keluarga Anda, belum tentu cocok bagi sosok diri Anda dan dia. Acara thanksgiving yang dimulai dengan sarapan menggunakan pai labu mungkin menjadi tradisi normal bagi Anda. Namun, bagaimana dengan suami? apakah dia dapat menerima tradisi yang dianggapnya tabu tersebut?

Solusinya, hanya satu yang Anda dan pasangan butuhkan. Respectful. Bagaimanapun juga, keluarganya dan keluarga Anda sudah menjadi kesatuan yang utuh. Anda dan keluarganya tak lagi menjadi dua belah pihak, melainkan sudah berada pada satu kedekatan. Masalah yang terjadi pada keluarganya, dapat menjadi masalah Anda juga. Lantas, jika sudah begini, rasa menghormati satu sama lainlah yang harus Anda lakukan. Jika Anda dapat menerima dia sebagai pasangan hidup Anda, tentunya Anda harus menerima keluarganya yang notabene adalah bagian dari hidupnya.

Atasi masalah rumah tangga Anda sedari sekarang. Peran Anda dan pasangan sangat dibutuhkan dalam membentuk keluarga yang sehat dan harmonis.

http://woman.kapanlagi.com/relationship/keluarga/10021-hindari-konflik-monoton-rumah-tangga-anda.html

jamal 22 Oct, 2011


--
Source: http://gokil-lucu.blogspot.com/2011/10/hindari-konflik-monoton-rumah-tangga.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.